Gorontalo
Gorontalo adalah sebuah provinsi di Indonesia yang terletak di bagian utara Pulau Sulawesi. Provinsi Gorontalo kemudian lahir pada tanggal 5 Desember 2000 berdasarkan Undang-Undang Nomor 38 tahun 2000. Kota Gorontalo kemudian ditetapkan sebagai ibu kota Provinsi Gorontalo, sekaligus menjadi pusat pemerintahan, pusat ekonomi dan perdagangan terbesar di Kawasan Teluk Tomini. Adapun jumlah penduduk Provinsi Gorontalo sebanyak 1.171.681 jiwa (Sensus BPS, 2020), dengan laju pertumbuhan penduduk sebesar 1.16% setiap tahunnya.
Informasi Umum
Nama Provinsi | Kode Wilayah Indonesia | Kode Internasional | Singkatan Umum | Ibu kota | Hari Jadi | Lambang |
---|---|---|---|---|---|---|
Gorontalo | 75 | ID-GO | - | Gorontalo | 5 Desember 2000 | ![]() |
Budaya

Rumah adat Gorontalo yang berikutnya adalah Bantayo Poboide. Rumah adat ini terdiri dari dua kata yang mempunyai maknanya sendiri-sendiri. Dalam Bahasa setempat, Bantayo bisa diartikan sebagai balai atau tempat pertemuan. Sedangkan Poboide dapat diartikan sebagai berbicara atau bertukar pikiran. Jadi, secara fungsi rumah adat ini adalah sebagai tempat bertemu atau tempat diadakannya suatu musyawarah. Hingga saat ini, ada dua macam Rumah Bantayo Poboide yang masih digunakan. Yang pertama adalah Bantayo Poboide lo Lipu dan yang kedua adalah Bantayo Poboide la Liluna. Secara garis besar, lo Lipu setara kedudukannya dengan Kabupaten sedangkan la Liluna setara dengan Kecamatan.

Biliu adalah salah satu pakaian adat Gorontalo yang wajib digunakan mempelai wanita dalam upacara adat pernikahan. Biliu dalam perkembangannya dikenal sebagai salah satu pakaian adat yang unik dan penuh nilai-nilai filosofis. Biliu sendiri juga merupakan baju adat kebesaran yang digunakan oleh warga Gorontalo dalam upacara adat. Biliu berasal dari kata bilowato, artinya adalah tingkah laku yang santun. Termasuk jika yang memakai pakaian ini bakal memiliki sifat dan pembawaan yang baik di lingkungan keluarga setelah menikah.

Dana- dana adalah tarian tradisional daerah Gorontalo. tarian ini dipergunakan dalam acara-acara tertentu seperti acara penyambutan tamu, pernikahan dan acara-acara keagamaan lainnya. tarian Dana- dana adalah tarian pergaulan yang bersifat menghibur. Tari dana-dana diciptakan untuk remaja muslim pada waktu itu, dengan tujuan untuk menghibur dan untuk mempererat tali silaturahmi serta untuk penyebaran agama Islam, melalui syair yang dilantunkan oleh pengiring tarian dana-dana. Tari Dana-Dana berasal dari Arab saudi namun dengan tersebarnya ajaran agama Islam maka tersebar pula tari Dana-Dana ke seluruh pelosok negeri yang membedakannya hanyalah pengaruh budaya dari masing-masing daerah seperti tari Dana Dana yang berada di Gorontalo, syair lagu sudah banyak yang menggunakan bahasa daerah.
Bahasa Gorontalo dituturkan oleh masyarakat yang berada di Kabupaten Bone Bolango, Kabupaten Gorontalo Utara, dan Kota Gorontalo, Provinsi Gorontalo. Bahasa Gorontalo terdiri atas empat dialek, yaitu : dialek Suwawa, dialek Atinggola, dialek Kota, dan dialek Bolango.

Tradisi Walima sendiri adalah tradisi memperingati Maulid Nabi di Gorontalo. Tradisi ini berupa kegiatan berebut kue dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Tradisi Walima di Gorontalo diperkirakan sudah ada sejak abad ke-17 saat Islam masuk ke Bumi Hulondalo. Tradisi diawali dengan dikili atau tradisi zikir di Masjid At-Takwa, masjid di tengah desa Bongo.

Senjata tersebut dipegang oleh para penjaga istana kerajaan dan pasukan berkuda setiap kerajaan di Gorontalo. Badi dibuat dari bahan logam/besi putih dansarungnya terbuat dari kayu kuning.

Wahulo merupakan alat musik sejenis rebana. Wahulo dimainkan dengan cara dipukul menggunakan satu tangan dan tangan lainnya memegang alat musiknya. Alat musik tradisional ini sering digunakan dalam berbagai upacara adat ataupun keagamaan.
Lagu Tahuli Li Mama merupakan salah satu lagu daerah dari Gorontalo. Lagu ini memiliki makna kerinduan yang amat mendalam kepada kedua orangtua. Lagu ini menceritakan seorang anak yang sedang jauh dari orang tua karena sedang mengejar pendidikan. Karena hal tersebut, ia sangat rindu akan kehangatan orang tuanya.
Kuliner

Binte Biluhuta atau dikenal pula dengan nama Milu Siram merupakan makanan khas masyarakat Gorontalo, Sulawesi, Indonesia. Binde Biluhuta berasal dari Bahasa Gorontalo yaitu binte yang berarti "jagung", dan biluhuta artinya "disiram". Sesuai dengan namanya, milu siram adalah makanan berbahan dasar jagung yang disajikan dengan cara disiram dengan kuah. Dalam pembuatan binde biluhuta, bahan utama yang digunakan antara lain yaitu jagung manis muda yang dipipil, udang atau ikan tongkol kukus disuwir, kelapa parut segar, daun kemangi, daun bawang yang diiris tipis. Untuk lebih memperkaya rasanya, binde biluhuta biasanya ditambahkan bumbu pelengkap, sambal pedas, dan jeruk nipis.
Destinasi Wisata

Bukit Layang berlokasi di Kelurahan Siendeng Kecamatan Hulonthalangi, Gorontalo. Objek wisata ini menyuguhkan wisata alam perbukitan yang begitu memanjakan mata. Dan di bukit sini lah pemandangan kota Gorontalo dari atas bukit dapat dilihat.