Sulawesi Barat
Sulawesi Barat adalah sebuah provinsi di Indonesia yang terletak di bagian barat Pulau Sulawesi, Indonesia. Daerah ini pernah menjadi bagian dari provinsi Sulawesi Selatan hingga pemekaran provinsi pada 2004. Ibukota provinsi Sulawesi Barat adalah Kabupaten Mamuju.
Informasi Umum
Nama Provinsi | Kode Wilayah Indonesia | Kode Internasional | Singkatan Umum | Ibu kota | Hari Jadi | Lambang |
---|---|---|---|---|---|---|
Sulawesi Barat | 76 | ID-SR | Sulbar | Mamuju | 22 September 2004 |
Budaya
Rumah adat di Sulawesi Barat biasa disebut sebagai rumah Boyang. Rumah berbentuk panggung ini terbuat dari bahan kayu terbaik dengan tiang-tiang penopang yang tinggi menjulang. Ada dua jenis rumah Boyang. Yakni rumah Boyang Adaq dan rumah Boyang Beasa. Rumah Boyang Adaq ditempati oleh kaum bangsawan. Sementara rumah Boyang Beasa ditempati oleh masyarakat umum. Terdapat perbedaan kecil antara rumah Boyang Adaq dan rumah Boyang Beasa. Perbedaan tersebut terletak di Tumbaq Lajar (penutup bubungan) yang terlihat pada bagian depan atap rumah. Pada rumah Boyang Adaq, Tumbaq Lajar tersebut dibuat bersusun-susun (3 hingga 7 susun) untuk menandakan tingkat kebangsawanan pemilik rumah. Makin banyak susunannya makin tinggi tingkat status sosialnya.
Busana Pattuqduq Towaine untuk perempuan adalah Rawang Bono untuk adat pernikahan dan baju Pokko untuk busana tarian. Motif yang digunakan biasanya corak raja, corak biji delima, atau batu dadzima. Untuk aksesori atau hiasan, mengenakan sanggul yang dilingkari hiasan bunga.
Busana Pattuqduq Towaine untuk pria lebih sederhana dibandingkan pakaian perempuan. Pada umumnya menggunakan jas warna hitam dan bawahan celana panjang kain berwarna hitam juga. Untuk hiasan pelengkapnya yaitu penutup kepala berwarna hitam dengan beberapa motif sebagai hiasan. Untuk baju ditambahkan juga kain sarung tenun yang dililit pada pinggang.
Tari Pallake adalah tarian perang yang berasal dari daerah Sulawesi Barat. Kata "Pallake" berasal dari kata "lake" yang berarti tanduk. Tarian ini berfungsi sebagai upacara ritual dan sebagai hiburan berupa seni pertunjukan. Tarian diadakan ketika khitanan ataupun perkawinan masyarakat adat Pappuangan Padang. Pada masa kerajaan dahulu, tarian ini dipentaskan untuk upacara pelantikan Raja ataupun penjemputan panglima yang pulang dari medan perang.
Bahasa Mamasa merupakan bahasa yang bertanah asal di Provinsi Sulawesi Barat. Bahasa ini dituturkan oleh masyarakat yang berada di Kelurahan Tawalian, Bambang (Bambam), Kelurahan Messawa, Dakka, Tonyaman, Karataun, dan Bonehau, Provinsi Sulawesi Barat. Bahasa Mamasa terdiri atas lima dialek, yaitu : dialek Bambam, dialek Messawa, dialek Dakka, dialek Pattae, dan dialek Kalumpang.
Masyarakat Kabupaten Polewali Mandar memiliki sebuah tradisi sebagai ungkapan rasa syukur terhadap hasil panen yang diberi nama Melluas. Jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia, kata Melluas sendiri mempunyai arti 'membersihkan diri'. Tradisi ini dibuka dengan menghanyutkan aneka makanan, ayam, hingga uang yang diletakkan di sebuah wadah dari batang pisang ke sungai. Uniknya, makanan yang dihanyutkan tadi akan menjadi rebutan warga yang telah menunggu di hilir sungai yang jaraknya sekitar 200 meter. Acara dilanjutkan dengan mengadakan doa dan makan bersama. Puncak dari acara ini ialah prosesi menceburkan diri secara bersama-sama ke sungai dengan tujuan membersihkan diri.
Kandawulo atau parang panjang merupakan senjata tajam yang terbuat dari besi biasa. Bentuknya relatif sederhana tanpa pernak pernik. Kegunaannya adalah sebagai alat potong atau alat tebas (terutama selak belukar) kala penggunanya keluar masuk hutan. Parang juga digunakan untuk pertanian.
Keke merupakan salah satu alat musik tradisional lain yang berasal dari Mandar. Ada keunikan tersendiri pada alat musik Pakkeke, yakni selain bentuknya, Pakkeke juga memiliki kekhasan bunyi. Bahan untuk membuat alat musik Keke adalah bambu. Dipilih dari bambu yang berukuran kecil yang diujungnya terdapat daun kelapa kering yang dililitkan sebagai pembawa efek bunyi yang dihasilkan oleh alat ini. Umumnya, alat musik tiup tradisional jenis Keke ini dimainkan di sawah atau di ladang milik warga untuk mengisi kesepian para petani saat menunggui ladang atau sawah mereka. Zaman berubah, sekarang alat musik inipun seringkali dimainkan untuk kepentingan seni pertunjukan dan dikolaborasikan dengan alat musik tradisional lainnya.
Lagu "Tenggang-Tenggang Lopi" menceritakan tentang kebiasaan masyarakat Mandar yang dikenal dengan pelaut ulung. Lagu "Tenggang-Tanggang Lopi" juga diketahui sebagai lagu yang menceritakan tentang pelarian La Madulekkeng dari tanah Wajo dan menyerang semenanjung Malaya, Kutai, Tanah Laut, dan Paser.
Kuliner
Golla Kambu adalah makanan khas Suku Mandar yang juga menjadi kekayaan wisata kuliner Polewali Mandar. Makanan ini terbuat dari bahan beras ketan, kelapa muda, kacang tanah, dan gula merah. Makanan ini memiliki tekstur berserat padat ini memiliki rasa manis yang sangat khas. Sepintas kita lihat, bentuknya seperti wajik dari Jawa.
Destinasi Wisata
Buntu Liarra biasa dikenal sebagai "Negeri di Atas Awan Mamasa". Di puncak ini kamu dapat menyaksikan pemandangan alam yang menakjubkan dari ketinggan dengan hamparan awan putih yang indah. Buntu Liarra sendiri ditemukan oleh seorang pemuda yang merupakan masyarakat setempat. Hasil dokumentasinya kemudian diunggah ke media sosial, sehingga menarik semakin banyak pengunjung dari berbagai daerah untuk berkunjung ke Buntu Liarra dan menyaksikan secara langsung keindahan Buntu Liarra.