Sulawesi Tengah
Sulawesi Tengah adalah sebuah provinsi di bagian tengah Pulau Sulawesi, Indonesia. Ibu kota provinsi ini adalah Kota Palu. Luas wilayahnya 61.841,29 km², dan jumlah penduduk sebanyak 3.021.879 jiwa (2021). Sulawesi Tengah memiliki wilayah terluas di antara semua provinsi di Pulau Sulawesi, dan memiliki jumlah penduduk terbanyak kedua di Pulau Sulawesi setelah provinsi Sulawesi Selatan.
Informasi Umum
Nama Provinsi | Kode Wilayah Indonesia | Kode Internasional | Singkatan Umum | Ibu kota | Hari Jadi | Lambang |
---|---|---|---|---|---|---|
Sulawesi Tengah | 72 | ID-ST | Sulteng | Palu | 23 September 1964 | ![]() |
Budaya

Rumah Tambi adalah rumah adat atau rumah tradisional dari Tampo Lore, Kabupaten Poso, provinsi Sulawesi Tengah, Indonesia. Rumah adat ini berbentuk panggung yang atapnya sekaligus berguna sebagai dinding. Rumah Tambi merupakan rumah bagi suku Pekurehua (Napu), Bada dan Behoa di Lemba Lore yang umumnya merupakan rumah penduduk setempat serta beberapa wilayah di Sulawesi Tengah menjadikan rumah ini sebagai rumah bagi kepala adat. Yang membedakannya adalah jumlah anak tangga untuk menaiki rumah, di mana rumah Tambi yang digunakan sebagai rumah kepala adat jumlah anak tangganya ganjil, sedangkan untuk penduduk biasa anak tangganya berjumlah genap. Alas rumahnya terdiri dari balok-balok yang disusun, sedangkan pondasinya terdiri dari batu alam. Tangga untuk naik tersebut terbuat dari daun rumbia atau daun bambu yang dibelah dua.

Pakaian daerah untuk kaum laki-laki disebut dengan baju Koje, sedangkan untuk kaum perempuan disebut dengan baju Nggembe. Pada adat Kaili sendiri, untuk menggunakan baju ini umumnya akan dipadukan dengan setelan celana atau bawahan yang disebut dengan Puruka Pajana. Untuk berbagai acara adat, pemakaian baju Koje selalu dikombinasikan dengan berbagai aksesoris, supaya penampilan pemakainya terlihat lebih sempurna dan bagus. Penambahan atribut lainnya bisa berupa adanya penggunaan sarung tambahan yang dinekana pada pinggang. Selain itu, aksesoris lainnya yang jangan sampai ketinggalan ialah keris, dan juga aksesoris berupa Siga atau destar sebagai penutup bagian kepala. Siga adalah berupa topi penutup kepala yang kerap dipakai bersamaan dengan baju Koje dan celana Puruka Pajana.

Tari Pontanu adalah tari yang menggambarkan gadis-gadis Suku Kaili sedang menenun kain sarung Donggala. Tari Pontanu ditarikan oleh empat atau lebih penari wanita, sehingga merupakan tari berkelompok. Tari Pontanu biasanya dipentaskan sebagai tarian penjemputan atau penyambutan tamu yang datang ke Suku Kaili Sulawesi Tengah.
Gerakan inti Tari Pontanu dilakukan dengan cara melingkar sambil menggulung benang. Gerakan tersebut melambangkan roda kehidupan. Tari Pontanu bermakna nilai luhur, kepribadian yang sabar, tekun, disiplin, tanggung jawab, gotong royong, dan juga konsisten. Tari Pontanu juga memberikan makna bagaimana seorang perempuan memiliki suatu kekuatan sebagai sumber kehidupan juga kesuburan.
Bahasa Bajo dituturkan oleh masyarakat di Desa Bajo, Kecamatan Bolano, Kabupaten Parigi Moutong; Desa Meli, Kecamatan Balaesang, Kabupaten Donggala; Desa Santigi, Kecamatan ToliToli Utara, Kabupaten ToliToli; Desa Laulalang, Kecamatan ToliToli Utara, Kabupaten ToliToli; Desa Jaya Bakti, Kecamatan Pagimana, Kabupaten Banggai; Desa Kolo Bawah, Kecamatan Mamosalato, Kabupaten Morowali Utara; dan Desa Buajangka, Kecamatan Bungku Selatan, Kabupaten Morowali, Provinsi Sulawesi Tengah.

Upacara adat Baliya Jinja adalah sebuah ritual pengobatan bersifat nonmedis yang sudah dikenal masyarakat Suku Kaili sejak ratusan tahun lalu. Sebelum adanya rumah sakit, upacara ini diandalkan masyarakat untuk mendapatkan petunjuk dari nenek moyang terkait bagaimana melunturkan penyakit-penyakit yang menyerang tubuh. Ritual ini dipimpin oleh seorang dukun atau tetua yang disebut Tina Nu Baliya yang akan duduk mengelilingi si penderita. Sementara itu, tiga orang lainnya bertugas meniup seruling, memukul tambur dan gong. Sebisa mungkin alunan musik dimainkan dengan lemah lembut. Lirik nyanyiannya berisikan pujian-pujian yang ditunjukan kepada Maha Besar Tuhan untuk mengembalikan kesehatan dari gangguan setan dan jin. Melalui untaian-untaian lirik inilah penyakit dihalau dengan kata-kata yang sopan dan tidak mencela

Guma adalah jenis senjata tradisional khas Suku Kaili yang dipakai Tadulako atau pemimpin perang sebagai senjata maupun alat pertahanan saat berperang pada zaman dahulu. Ada banyak jenis Guma yang dapat dibedakan dari jenis gagangnya, Ada yang seperti mulut terbuka, melengkung penuh, setengah atau lurus saja, adapula yang tajam di bagian ujung atau juga serupa ekor burung. Hanya melihat gagang Guma saja, bisa ditebak siapa pemakainya. Entah dia raja, bangsawan biasa, panglima perang atau rakyat biasa.

Paree atau Pare’e merupakan alat musik tradisional Sulawesi Tengah yang dibuat dengan menggunakan bahan bambu yang dibelah dan salah satu bagian ujungnya dibuat menjadi runcing seperti paruh burung. Alat musik pare’e ini dimainkan dengan cara dipukul dengan menggunakan tangan kiri, sedangkan jari dari tangan kanan akan dimasukkan kedalam lubang untuk mengatur nada yang dihasilkan.
Tondok Kadadingku
Kuliner

Masakan ini sebenarnya merupakan sajian masakan berkuah bumbu yang dicampur dengan ayam yang dimasak menggunakan bambu. Cita rasa yang dihasilkan bumbu tersebut sangat menggugah selera dan bisa membuat siapapun yang memakannya ketagihan. Cara pengolahan ayam yang dimasak dengan bambu inilah yang menjadi keunikan tersendiri sajian kuliner khas Palu ini.
Destinasi Wisata

Taman Nasional Lore Lindu merupakan salah satu taman nasional di Indonesia yang terletak di provinsi Sulawesi Tengah dan salah satu lokasi perlindungan hayati Sulawesi. Taman Nasional Lore Lindu terletak di selatan kabupaten Donggala dan bagian barat kabupaten Poso menjadi daerah tangkapan air bagi 3 sungai besar di Sulawesi Tengah, yakni sungai Lariang, sungai Gumbasa dan sungai Palu. Taman nasional ini terbagi atas tiga kawasan, yakni Suaka Margasatwa Lore Kalamanta, Hutan Wisata Danau Lindu, dan Suaka Margasatwa Sopu Gumbasa.